Memelihara Binatang adalah suatu kebiasaan di Masyarakat , banyak Hewan Peliharaan yang dijadikan Peliharaan tergantung pada kesuakaan dan Hobi dari sang pemelihara , Kita Mengenal beberapa Hewan Peliharaan ada Ikan Hias, Burung Berkicau, Burung Merpati , Ayam , Kucing dan Lainnya
Pada dasarnya Islam tidak membatasi hobi ataupun kesenangan manusia, khususnya dalam memelihara binatang. Selama hal tersebut dilakukan dengan cara yang baik dan tidak ada unsur menganiaya ataupun menyakiti di dalamnya, maka hal tersebut dibolehkan
Riwayat yang terdapat dalam Kitab Shahih al-Bukhari yang bersumber dari seorang perawi yang bernama Sahl ibn Sa’ad al-Anshari al-Sa’idi al-Madini. Dan masih banyak riwayat-riwayat lain yang menceritakan kesukaan Nabi terhadap beberapa hewan yang beliau pelihara.
Rasulullah SAW mendidik para sahabatnya untuk bersikap lemah lembut dan menyayangi sesama temasuk kepada binatang. Terdapat kabar gembira bagi mereka yang gemar melakukan itu dengan balasan yang baik, Beliau berkata: "Pada setiap yang bernyawa ada pahala."
Muhammad Ismail Al-Jawasy dalam bukunya "Nabi Muhammad Sehari-Hari" mengatakan "Bagi siapa yang tidak berbelas kasih terhadap ciptaan-Nya maka ia tidak akan dikasih oleh pencipta-Nya."
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda:
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَانُ، اِرْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
Artinya:
“Para pengasih dan penyayang dikasihi dan di sayang oleh Ar-Rahman (Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang), rahmatilah yang ada di bumi niscaya kalian akan dirahmati oleh zat yang ada di langit.” (HR Abu Dawud no 4941 dan At-Tirmidzi no 1924 dan disahihkan oleh Syekh Albani dalam as-Sahihah no 925)
A. Memelihara Kucing
Salah satu hewan yang yang banyak dipelihara khususnya Umat Islam adalah Kucing , karen Kucing adalah hewan yang lucu, mudah dipelihara, dan menjadi primadona bagi banyak orang.
Di antara banyak hewan di dunia, Nabi SAW sangat menyukai kucing. Suatu hari, kucing-kucing itu tidur dalam jubah yang akan dipakai Nabi untuk shalat. Tapi dia memilih memakai jubah lain agar kucingnya tidak dibangunkan. Melihat Nabi (saw) bahkan memiliki kucing sendiri, pasti banyak manfaat memiliki kucing dalam Islam. Apalagi kucing adalah hewan yang bersih dan Nabi tidak keberatan meminumnya dari gelas yang sama dengannya.Muezza. Ia merupakan seekor kucing betina yang begitu spesial di mata Nabi Muhammad SAW. Melaluinya, Rasul menunjukkan seperti apa seharusnya kita memperlakukan hewan. Beliau sering kali mengajak Muezza saat melakukan khotbah di hadapan para pengikutnya dan aktivitas religius lain. Kucing itu sering kali duduk di pangkuan beliau. Dalam kisah lain, Muezza tampak tertidur pulas di atas jubah Nabi Muhammad SAW yang sedang dipakainya. Beliau rela memotong pakaian itu ketika ingin salat agar si kucing tak terganggu.
Melalui Muezza pula, kita mengetahui bahwa air liur kucing itu suci dan tidak akan membatalkan wudu. Nabi Muhammad SAW tak ragu minum dan menyucikan diri dari air yang baru saja diminum oleh kucing tersebut.
Kecintaan Nabi Muhammad terhadap kucing tersampaikan dalam haditsnya: “Kasih sayang terhadap kucing adalah sebagian dari iman” (Maqasid al-Hasanah, al-Sakhawi).
Beliau bersabda:
إِنَّهَا لَيْسَتْ بِنَجَسٍ، إِنَّمَا هِيَ مِنَ الطَّوَّافِينَ عَلَيْكُمْ وَالطَّوَّافَاتِ
Artinya: “Kucing itu tidak hewan najis. Dia sebagai hewan yang sering berputar-putar pada kalian” (HR. At-Tirmidzi).
Menurut Imam Ibnu Hajar al-Haitami, memuliakan kucing hukumnya sunnah. Jika ada seseorang memiliki kucing, maka harus memberikan makan kepadanya jika kucing tersebut tidak bisa mencari makan sendiri.
وَيُسْتَحَبُّ إكْرَامُهُ وَيَجِبُ عَلَى مَالِكِهِ إطْعَامُهُ إنْ لَمْ يَسْتَغْنِ بِخَشَاشِ الْأَرْضِ
Artinya: “Disunnahkan memuliakan kucing. Bagi pemilik kucing, wajib memberikan makan kepadanya jika kucing tersebut tidak bisa mencari makan sendiri” (Ibnu Hajar al-Haitami, Al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra, [Al-Maktabah al-Islamiyah], juz 4, hlm. 240)
Seorang sahabat Nabi Muhammad diberi nama Abu Hurairah, yang berarti "bapak kucing". Abu Hurairah diberi nama ini karena kemanapun dia pergi, dia selalu membawa kucing , Beliau adalah Salah satu sahabat yang terbanyak meriwayatkan hadits . Ia menceritakan hadits Nabi sebanyak 5.374 riwayat. Hurairah merupakan bentuk kecil (tashghir) dalam gramatika Arab dari kata hirrun yang mempunyai arti kucing kecil. Semula, pemilik nama Abu Hurairah adalah Abdusy Syams. Setelah ia mengenal Rasulullah ﷺ, namanya diganti oleh Nabi menjadi Abdurrahman. Di kemudian hari, Rasul melihat Abdurrahman sedang merawat dan bermain-main bersama kucing kecil yang pernah ia pungut. Selanjutnya, Nabi memberinya julukan “Abu Hurairah” yang berarti “ayah kucing kecil”.
Al-Bukhari menuliskan sebuah hadits tentang seorang wanita yang mengunci kucingnya, menolak untuk memberinya makan. Nabi berkata bahwa “hukumannya pada Hari Pembalasan adalah siksaan dan Neraka.
عُذِّبَتِ امْرَأَةٌ فِي هِرَّةٍ حَبَسَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ جُوعًا، فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ، قَالَ: فَقَالَ: وَاللَّهُ أَعْلَمُ: لاَ أَنْتِ أَطْعَمْتِهَا وَلاَ سَقَيْتِهَا حِينَ حَبَسْتِيهَا، وَلاَ أَنْتِ أَرْسَلْتِهَا، فَأَكَلَتْ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ
Artinya: “Ada seorang wanita disiksa karena masalah kucing yang ia kurung sampai mati kelaparan, sehingga menjadikan wanita tersebut masuk neraka. Kepada wanita itu, dikatakan ‘Kamu tidak memberinya makan, kamu juga tidak memberinya minum saat kau kurung dia, tidak pula kamu lepaskan sehingga dia bisa makan serangga’,” (Muttafaq alaih).
B. Memelihara Burung dara/ Merpati
Burung Merpati atau yang dikenal Burung Dara merupakan burung yang banyak dipelihara untuk berbagai alasan ada yang untuk dinikmati keindahannya saat memberinya makanan , ada untuk mengagumi terbangnya , ada untuk lomba , untuk dinikmati dagingnya dan bahkan ada untuk kepentingan dalam perang misalnya mengirim surat rahasia dan lain-lain .
Burung Merpati bahkan pernah berjasa Kepada Rosululloh ﷺ saat sang Rasul yang saat itu segala upaya kaum Quraisy gagal dalam menghalangi para sahabat nabi berhijrah ke Madinah. para pemuka Quraisy berkumpul di Dar An Nadwah untuk mengambil keputusan dalam menghabisi Nabi Muhammad ﷺ selaku pemimpin dakwah. Kisah ini terabadikan pula dalam surah Al Anfal ayat 30.
Pasukan Quraisy mengikuti jejak kaki di padang pasir lagi dan membawa mereka pada sebuah gunung Tsur. Mereka pun bingung dan menaikinya hingga melintasi gua tempat Nabi Muhammad ﷺ bersembunyi.Secara bersamaan, mereka juga melihat bekas tapak kaki yang terputus di sana. Mereka pun semakin bingung untuk memilih jalan selanjutnya. Seketika itu pula, Allah SWT dan kuasaNya memerintahkan ribuan laba-laba untuk bersarang di muka Gua Tsur. Allah SWT juga memerintahkan burung-burung merpati liar untuk bersarang dan bertelur di gua tersebut. Hingga akhirnya, pasukan Quraisy itu memilih mundur dari Gua Tsur. Mereka khawatir ada binatang buas yang keluar dari dalam guaKarena peristiwa ini, semua orang yang ada di Mekkah dilarang untuk menangkap burung merpati. Apalagi memburunya. Mereka dibiarkan berkeliaran di pelataran Masjidil Haram dan setiap sudut kota.namun Jika memelihara Burung merpati yang disalahgunakan untuk adu Judi dengan mengadu terbang atau mengadu ( menyabung ) Nabi ﷺ sangat membenci
[عن أبي هريرة:] أن رسولَ اللهِ ﷺ رأى رجلًا يَتْبَعُ حَمامَةً، فقال: شيطانٌ يَتْبَعُ شيطانةً.
الألباني (١٤٢٠ هـ)، صحيح أبي داود ٤٩٤٠
Dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah ﷺ melihat seseorang mengikuti burung dara. Maka beliau ﷺ bersabda:" Setan mengikuti setan yang lain." Shahih Sunan Abu Dawud no 4940.
Demikian pula disebutkan oleh al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah no 3049 dari 'Utsman bin 'Affan radliyallahu 'anhu, Berkata asy-Syaukani rahimahullah di dalam Nailul Authar 8/173 mengomentari hadits di atas:
"Di dalam hadits tersebut terdapat dalil akan dibencinya bermain-main dengan burung dara. Dan bahwa hal itu termasuk perkara sia-sia yang tidak diijinkan melakukannya. Sejumlah ulama telah berpendapat akan dibencinya perkara tersebut. Dan tidaklah jauh kiranya bila diasumsikan dari hadits itu tentang keharamannya (bermain/andokan burung dara). Karena penamaan pelakunya sebagai setan menunjukkan akan hal tersebut (keharamannya).
C. Memelihara Burung Berkicau
Syaikh Bin Bâz rahimahullah pernah ditanya tentang hukum memelihara burung yang dikandang dalam sangkar, beliau menjawab, “Seseorang boleh memelihara burung dalam sangkar asalkan dia memberi makan dan minum kepada burung tersebut. Karena hukum asal dalam masalah ini adalah mubah. Dan tidak ada dalil yang mengharamkannya. [Fatâwâ Ulama Baladil haram, hlm. 1793]
maka hukum memelihara burung atau yang sejenisnya hukumnya boleh selama orang yang memeliharanya perhatian terhadap makan dan minumnya.
Demikian pula Nabi juga pernah mengizinkan Umair, saudara laki-laki kecil dari Anas ibn Malik, untuk memelihara seekor burung yang dia beri nama Nughair. Ketika Nabi lewat di depannya, Nabi menyapa sembari bertanya, “Wahai Umair apa yang sedang dilakukan oleh Nughair?” Umair pun tidak mengubris Nabi, namun ia asyik bermain dengan burung peliharaannya.
Ibnu Hajr al-Atsqalani mengomentari dalam penjelasan beliau terhadap hadis tersebut dengan menyebutkan bahwa hadis tersebut menjadi dalil bolehnya seseorang memelihara burung atau binatang peliharaan lainnya asalkan dipenuhi kebutuhan makan dan minumnya
MEMELIHARA BINATANG DITENGAH PEMUKIMAN PENDUDUK
- Memperlakukannya dengan Baik Artinya manusia tidak boleh melakukan perbuatan keji atau menyiksa hewan peliharaan. Karena mereka juga makhluk hidup yang membutuhkan teman dan kasih sayang.
- Memastikan hewan dalam kondisi sehat Artinya kesehatan hewan peliharaan harus diperhatikan. Hal ini bisa dicapai, misalnya dengan rutin memandikan hewan, menguras kolam, membersihkan kandang, dan lain sebagainya.
- Memberikan tempat tinggal yang layak Artinya hewan peliharaan seharusnya diberi tempat tinggal yang layak, aman, dan nyaman bagi mereka tidur, makan, atau melakukan kegiatan lainnya.
- Memberi makan secara rutin Artinya berikanlah makanan yang layak secara rutin. Penuhi kebutuhan gizi hewan dan usahakan jangan terlambat untuk memberinya makan.
- Menjaga kebersihan hewan dan tempat tinggalnya Artinya kebersihan hewan peliharaan beserta tempat tinggalnya harus diperhatikan oleh pemiliknya. Hal ini sudah menjadi kewajiban manusia untuk membersihkan tempat tinggal hewan, serta rutin membersihkan hewan sesuai jadwal yang ditentukan.
Keakraban dan kenyamanan bertetangga |
Tinggal di lingkungan yang nyaman dan aman tentu menjadi hal yang diinginkan banyak penghuni rumah. memiliki hubungan yang baik dan bersahabat dengan tetangga juga tak kalah penting apalagi tetangga masih merupakan sanak Saudara. Bahkan, hal ini dapat menambah kenyamanan dan rasa betah tinggal di lingkungan atau perumahan tersebut
3. Bagi pemilik burung dara atau ayam diwajibkan dhaman (mengganti rugi), jika hewan piaraannya menimbulkan kerusakan. Adapun qaul yang mengatakan tidak wajib dhaman diarahkan untuk hewan yang kebiasaannya tidak merusak apabila diliarkan (dilepas dari kandangnya).
Dalam Hukum Negara :
KUHP tidak memuat ketentuan pidana bagi pemilik hewan yang hewannya merugikan orang lain dengan kotorannya. Adapun yang diatur adalah apabila hewan tersebut menyerang orang lain .
Akan tetapi, pihak yang merasa dirugikan dengan kotoran tersebut dapat menggugat pemilik hewan untuk bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh hewan tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 1368 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPer”):
“Pemilik seekor binatang, atau siapa yang yang memakainya, adalah, selama binatang itu dipakainya, bertanggung jawab tentang kerugian yang diterbitkan oleh binatang tersebut, baik binatang itu ada di bawah pengawasannya, maupun tersesat atau terlepas dari pengawasannya.”
Dari pasal di atas dapat diketahui bahwa dapat melakukan gugatan atas dasar Perbuatan Melawan Hukum (PMH) jika memang ingin menggugat sejumlah ganti kerugian kepada pemilik hewan (anjing dan kucing) akibat kotorannya yang berceceran di depan rumah Anda sebagaimana terdapat dalam Pasal 1365 KUHPer:
“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.”
Kesimpulan :
Maka, dari uraian tersebut hendaknya solusi yang paling baik adalah menasihati tetangganya dengan cara yang baik, dan memberitahu bahwa Hewan peliharaannya ( kucing , Ayam, Burung dll ) merusak, mengganggu dan lainnya , karena mungkin saja tetangga yang punya kucing tadi tidak mengetahui kejadian tersebut.
Serta boleh baginya untuk meminta ganti rugi atas perbuatan hewan peliharaanya, namun memaafkan kejadian tadi tentu lebih utama. Seorang sahabat pernah datang kepada beliau ﷺ, mengadukan perilaku bruk tetangganya maka rasulullah ﷺ besabda kepadanya:
اذْهَبْ فَاصْبِرْ
0 comments:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentar yang sekaligus sebagai Informasi dan Diskusi Kita , Bila Belum ada Jawaban Akan secepatnya ditindaklanjuti