Filled Under: , ,

KH ANWAR NUR & MASYAYICH PONDOK PESANTREN AL-KHOLILIYAH AN-NURONIYAH - BANGKALAN


RIWAYAT KH. ANWAR NUR

1. Nasab dan Pernikahan

 
KH Anwar Nur termasuk salah seorang ulama yang dikenal warak di Kabupaten Bangkalan. Dia merupakan menantu dari keturunan Syaikhona Moh. Kholil bin Abdul Latif, Bangkalan.

Kiai Anwar lahir di Desa Siwalan Panji, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, pada 1917. Kiai Anwar merupakan keturunan darah biru.  Merupakan Putra  ke-dua dari Nyai Musri'ah bin Kyai Adzro'i  & H Nur bin Munshorif  , 
Ibu Beliau ( Nyai Musri'ah ) merupakan putri dari Nyai Ruqoyyah binti KH Ya'qub Hamdani sehingga Beliau merupakan salah satu Cucu dari KH. Ya'qub Hamdani dari Siwalanpanji yang terkenal dengan Pondok Pesantrennya yang menjadi rujukan Ulama'-ulama' besar pada Zamannya dan mencetak Ulama'-ulama' yang 'Alim dan tersohor di zamannya 



Foto Nyai Hj Asma ( duduk di kursi Roda )
Nyai Hj. Malihah (memangku Anak ) dan dibelakangnya
Nyai Hj. Musri'ah Istri KH. Zubair Muntashor 

Beliau Menikah dengan Nyai Hj. Malihah yang merupakan Puteri Kiai Yasin  yang tak lain menantu Syaikhona KH. Moh. Kholil Bangkalan , 
Nyai H Malihah merupakan  putri ke-dua dari Pernikahan  Kyai Muhammad Yasin bin.........  & Nyai Asma binti Syechona KH. Moch . Kholil ( dengan ibu  Nyai Mesi ) 
Foto KH. Anwar Noer dan Istri ( Nyai Hj. Malihah binti KH. Moh Yasin )

Pernikahan Beliau didahului dengan kedatangan utusan KH. Yasin yang tak lain menantu Syaikhona KH. Moh. Kholil ke rumah Kiai Anwar Nur di Desa Siwalanpanji,  Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo.  Utusan tersebut membawa amanah untuk melamar kiai Anwar untuk di nikahkan dengan Nyai Malihah, Puteri dari Kiai Yasin , Salah satu alasan Kiai Yasin  yg juga pernah nyantri di Siwalan Panji sebelum jadi menantu keturunan Syaikhona Kholil ini ,  pernah berniat menikahkan putrinya dengan Kiai Anwar karena Kiai Yasin pernah bermimpi Shalat berjamaah di Masjid Siwalan Panji. Dalam mimpi itu, yang menjadi imam adalah Nabiyullah Khidir. Sementara, salah seorang makmumnya ialah Kiai Anwar.

Sekilas  Sejarah KH.R  (Syaichona) Muhammad Cholil , Keluarga dan Dzurriyahnya 

KH.R  (Syaichona) Muhammad Cholil  dilahirkan pada 11 Jamadil akhir 1235 H atau 27 Januari 1820 Masihi di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur. 

Beliau berasal dari keluarga Ulama , Beliau juga memiliki garis keturunan kepada Sunan Gunung Jati yang merupakan salah seorang wali songo di Pulau Jawa. Berikut ini adalah silsilah Syaikhona Muhammad Cholil menurut KH. As‟ad Syamsul Arifin, Sukorejo, Asembagus, Situbondo

 " Sunan Gunung Jati >>>Sayyid Sulaiman Mojoagung >>> Kiai Abdulloh >>>Kiai Asror karomah >>> kyai Muharrom >>>Kyai Abdul karim >>>Kyai Hamim >>> Kyai Abdul Lathief >>> KH.R (Syaichona ) Muhammad Cholil  "

Muhammad Cholil Kecil digembleng langasung oleh ayah Beliau , menginjak dewasa beliau ta'lim diberbagai pondok pesantren. Sekitar 1850-an, ketika usianya menjelang tiga puluh, Kiyai Muhammad Chalil belajar kepada Kiyai Muhammad Nur di Pondok-pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. Dari Langitan beliau pindah ke Pondok-pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan. Kemudian beliau pindah ke Pondok- pesantren Keboncandi. Selama belajar di pondok-pesantren ini beliau belajar pula kepada Kiyai Nur Hasan yang menetap di Sidogiri, 7 kilometer dari Keboncandi. Kiyai Nur Hasan ini, sesungguhnya, masih mempunyai pertalian keluarga dengannya.
Sewaktu menjadi Santri , Beliau telah menghafal beberapa matan, seperti Matan Alfiyah Ibnu Malik (Tata Bahasa Arab). disamping itu juga beliau juga seorang hafiz al- Quran. Belia mampu membaca alqur'an dalam Qira'at Sab'ah (tujuh cara membaca al-Quran).

Pada 1276 Hijrah/1859 Masehi, KH Muhammad Chalil Belajar di Mekah. Di Mekah KH Muhammad Khalil al-Maduri belajar dengan Syeikh Nawawi al-Bantani(Guru Ulama Indonesia dari Banten). Di antara gurunya di Mekah ialah Syeikh Utsman bin Hasan ad- Dimyathi, Saiyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Syeikh Mustafa bin Muhammad al-Afifi al-Makki, Syeikh Abdul Hamid bin Mahmud asy-Syarwani i. Beberapa sanad hadis yang musalsal diterima dari Syeikh Nawawi al-Bantani dan Abdul Ghani bin Subuh bin Ismail al-Bimawi (Bima, Sumbawa). 

KH.R  (Syaichona) Muhammad Cholil  dijelaskan  memiliki sembilan istri menurut catatan K.H. Mahfudz Hadi, yaitu:
  1. Raden Ayu Assek binti Lodrapati
  2. Ibu dari Nyai Rahmah (tidak diketahui namanya)
  3. Raden Ayu Arbi‟ah
  4. Nyai Mesi
  5. Nyai Su‟lah
  6. Nyai Khuttab
  7. Nyai Sabrah
  8. Raden Ayu Nurjati (putri bangsawan, janda dari Kanjeng Bupati Paenah)
  9. Seorang janda kaya yang berasal dari Telaga Biru (Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan
Meski memiliki 9 istri, akan tetapi Beliau memiliki keturunan hanya dari 4 orang istrinya yaitu 
  1. Raden Ayu Assek binti Lodrapati, 
  2. Ibu dari Nyai Rahmah, 
  3. Raden Ayu Arbi‟ah, dan 
  4. Nyai Mesi. 
Berikut ini gambaran lebih rincinya yaitu:

1. Raden Ayu Assek binti Lodrapati,  Dikaruniahi Dua (2) orang anak 
  • 1. Nyai Khotimah, menikah dengan Kyai Munthoha  dan Dikaruniahi 4 Orang Anak
  • 2. Kyai Muhammad Hasan , menikah dengan Nyai Karimah namun tidak dikaruniai anak
2. Ibu dari Nyai Rahmah ( Tidak diketahui namanya ) , Dikaruniahi Satu (1) orang Anak 
  • 1. Nyai Rohmah , menikah dengan  Kiai Muhammad Bakri dan dikaruniahi 1 Orang anak yaitu Muhammad Umar.
3. Raden Ayu Arbi‟ah , Dikaruniahi Dua (2) orang Anak 
  • 1. Ahmad Baidhowi (meninggal sejak 5 bulan)
  • 2. KH. Muhammad Imron , menikah dengan Nyai Mutmainnah yang diakaruniai 5 orang anak ( dengan salahsatu merupakan ibu dari KH. Abdulloh As-Schal 
4. Nyai Mesi , Dikaruniahi Satu (1) orang Anak
  • 1. Nyai Asma (lahir di Mekkah) , menikah dengan  KH. Muhammad Yasin yang dikaruniahi  8 orang anak yaitu 
    1. KH Kholil Yasin  ( Menikah dg Ny Hj. Mumayyizah Fadhli , Bertempat tinggal di Kepang - Bangkalan - Madura )
    2. Ny Hj. Malihah Yasin  ( Menikah dengan KH Anwar Noer , dan Muassis/Pengasuh Pondok Pesantren Al-Kholiliyah An-Nuroniyah Demangan Timur - Bangkalan - Madura )  
    3. KH Nashir Yasin ( Menikah dengan Ny Hadami Ghozali dan Muassis/Pengasuh Pondok Pesantren Falahun Nasirin, Senenan )
    4. Ny Hj. Badiyah Yasin ( Menikah dengan KH Kholili dan bertempat tinggal di Kebun anyar - Bangkalan ).
    5. Ny Hj. Nailah Yasin ( Menikah dengan  KH Mujtaba dan  Pengasuh Pondok Pesantren Azzahrowiyah, Pregih,Tambelangan, Sampang )
    6. Ny Hj. Karimah Yasin ( Menikah dengan  KH Hamiduddin Syabrowi dan bertempat tinggal di Prajjen Sampang).
    7. Ny Hj. Asyiatun Yasin ( Menikah dengan KH Muhtarom dan bertempat tinggal di Demangan Barat - Bangkalan).
    8. Ny Hj. Maimunah Yasin ( Menikah dengan  KHR Abd Muqith dan Pengasuh PP. Al Wafa Tempurejo  Jember).
    9. Ny Hj. Robi'atul'Adawiah ( Menikah dengan  KH Abd Karim bertempat tinggal di Klelah)

2. Sanad Ilmu dan Karomahnya 

Kiai Anwar merupakan keturunan darah biru. Beliau  hidup seadanya dan tergolong orang kurang mampu. Semasa kecilnya Beliau diasuh langsung oleh kedua orang tuanya dan belajar dilingkungan Pondok Pesantren  Siwalanpanji  ,  dimasa Remaja  Kiai Anwar mondok di salah satu pesantraen di Jombang. yang  Agar bisa mondok, orang tuanya harus berjualan sapu lidi sebagai biaya nya .
Sepulang dari menimba ilmu dari pesantren, Kiai Anwar tidak menetap di rumahnya. beliau pergi ke Surabaya untuk mencari pekerjaan. Setelah dua hari di Surabaya, dia tidak menemukan pekerjaan dan Ahirnya Kembali ke Rumahnya di Siwalan Panji. 

KH Anwar Nur adalah sosok Kyai yg sangat alim wara’ dan tawadu’. Bahkan menurut sumber cerita dari para Alumni Pondok Pesantren Bangkalan saking tawaduk nya beliau kalau sedang berjalan selalu menunduk dan tak pernah melihat ke atas langit mungkin beliau merasa malu kepada penghuni langit.

Inilah salah satu sifat kerendahan hati beliau, dan di suatu waktu ketika KH Anwar Nur menghadiri acara majlis dzikir Al Khidmah yang di asuh oleh KH Ahmad Asrori Al Ishaqi beliau KH Anwar Nur tidak naik ke atas panggung karena beliau datang terlambat sehingga beliau lebih memilih duduk berbaur bersama jamaah di jalan dengan menggunakan alas pelastik. Berhubung mungkin KH Ahmad Asrori Al Ishaqi sudah mencapai maqom mukasyafah maka KH Ahmad Asrori Al Ishaqi mengetahui ada sosok Kiai sepuh duduk bersama jamaah di jalan. Maka seketika itu KH Ahmad Asrori Al Ishaqi menyuruh orang terdekat nya untuk mencari KH Anwar Nur dan mempersilahkan duduk di atas panggung, subhanallah


Kesehajaan Beliau yang Warak juga mudah bergaul dan berbaur dengan Masyarakat tanpa memandang status sosial ,  tidak pernah menolak saat diundang masyarakat dalam sebuah acara menghargai tuan rumah yang mengundangnya. agar ada " Idkholus surur " (memberikan kebahagiaan)

 Kesehariannya, beliau menetap di Demangan Timur dan mengajar ilmu agama kepada santrinya. Kiai Anwar lebih sering mengembangkan metode pembelajaran praktik kepada santrinya.

    Suatu ketika, Kiai Anwar mengajak santrinya mengawinkan buah salak. Saat itu beliau tidak menggunakan baju. Sesampainya di dalam rimbunan pohon salak, salah seorang santri digigit nyamuk. Seketika, si santri langsung menepuk nyamuk itu hingga mati. Kemudian, si santri dimarahi oleh Kiai Anwar.

 ”Kata abah, jangan membunuh nyamuk jika tidak bisa membuatnya. Kalau tidak makan darah, lalu nyamuk makan apa lagi,” terang Kiai Muham panggilan Putra Beliau KH. Muhammad  Faisol Anwar  menirukan perkataan abahnya.

    Diceritakan, Kiai Anwar sangat menyukai hewan, tapi tidak suka memelihara hewan. Salah satu pelajaran, kata Kiai Muham, yang bisa diambil dari sosok abahnya adalah kesederhanaan, bisa menempatkan diri, mampu menyayangi semua makhluk Allah. ”Abah saya tidak mau bajunya dicucikan oleh santrinya. Alasannya, santri itu tujuannya untuk mengaji dan menimba ilmu. Jadi, santri diminta fokus terhadap tujuannya,” terangnya.

3. Keluarga dan Penerus KH. Anwar Noer

Pernikahan KH. Anwar Noer dengan Nyai Hj Malihah binti  KH Muhammad Yasin , yang semula menetap di rumah istrinya, Nyai Malihah, di Kampung Kepang, Kelurahan Kemayoran, Bangkalan dan kemudian menempati rumah di Demangan Timur, Bangkalan.  pada 1950,  pada saat Kiai Anwar menempati Demangan Timur. dan  di mulailah berdirinya Pondok Pesantren Al Kholiliyah An Nuroniyah.

Pernikahan Beliau dikaruniahi Dua belas  ( 12) Orang anak yaitu 

  1. H. Abdul Karim , ( Pengasuh di Pondok Pesantren Putri Al-Masyhuriyah Kebonan Bangkalan - Madura , menikah dengan Hj. Kholifah Abusiri  )
  2. Hj. Fatimah , ( Menikah dengan KH. Abdurrohman , Pengasuh di Pondok Pesantren Ar-Rohmany Al Ishlaqy naroan Burneh Bangkalan - Madura )
  3. KH. Moch. Faishol , ( Melanjutkan Pengasuh Pondok Pesantren Al Kholiliyah An Nuroniyah  , menikah dengan Hj. Ummu Kultsum )
  4. Hj. Rohimah , ( Menikah dengan KH. Imam Rofi'i Hasan bin KH. Hasan , Pengasuh Pondok Pesantren Al Mansyuriyah  Jl. K. H. Moh. Kholil XII, Kemayoran,  Bangkalan )
  5. Zainab ( Wafat sebelum menikah )  , 
  6. Hj. Umi Kultsum , ( Menikah dengan  KH. Hasan Mahfudz bin  KH. Mahfudz , Pengasuh Pondok Pesantren Al Akhyar ,  Jl. KH Ismail Sholeh, Tambak Agung, Ba'engas,  Labang, Bangkalan )
  7. Hj. Musri'ah , ( Menikah dengan KH. Zubair Muntashar bin K.H. Muntashor  , Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Cholil ,  Demangan Barat,  Bangkalan )
  8. Hj. Ruqoyyah  ( Menikah dengan KH. Zahid Masduqi , Pengasuh Pondok Pesantren Al Masduqi ,Bujuanah, Tanjung Bumi . Bangkalan )
  9. H. Yahya ( Pengasuh Pondok Pesantren Demangan Timur , Menikah dengan Hj. Choiriyah )
  10.  H. Moh. Kholil , ( Pengasuh Pondok Pesantren  At-Taroqqi  Jalan Raya Karongan, Tanggumung, Sampang, Madura , Menikah dengan Hj. Matsqotul Ummah )
  11. Hj. Maryam ( Pengasuh Pondok Pesantren Al Kholiliyah An Nuroniyah Putri , Menikah dengan H. Abdulloh Balya )
  12. Hj. Maimunah ( Menikah dengan KH. Roqhib Mabrur , Pengasuh Pondok Pesantren  Pondok Pesantren Ma'hadul Ilmi Asy Syar'ie(MIS) Sarang, Rembang )

Beliau Wafat pada 05 November 2007 , sedangan Istri Beliau ( Nyai Hj. Malihah ) wafat pada 12 Oktober 2011

SEJARAH  PENDIRIAN DAN PENGASUHAN PONDOK PESANTREN

Cerita berdirinya Pondok Pesantren Al Kholiliyah An Nuroniyah di mulai dari  Kiai Anwar hijrah ke Bangkalan dan mulai menetap di rumah istrinya, Nyai Malihah, di Kampung Kepang, Kelurahan Kemayoran, Bangkalan. Kiai Anwar berada di kepang sejak 1949 dan kurang lebih hanya setahun beliau berada di kepang karena kemudian, Kiai Anwar oleh Nyai Asma yang tak lain adalah istri Kiai Yasin diminta menempati rumah di Demangan Timur, Bangkalan. Pekarangan Demangan Timur ini dulunya ditempati istri Syaikhona Kholil yang paling muda, yaitu Nyai Misi. Lalu, oleh Nyai Misi langsung dihibahkan kepada Nyai Malihah . Sehingga pada 1950, Kiai Anwar menempati Demangan Timur. Dan dengan itu maka di mulailah berdirinya Pondok Pesantren Al Kholiliyah An Nuroniyah.


Pondok Pesantren Al Kholiliyah An Nuroniyah yang didirikan oleh Almarhum wal Magfurlah KH. Anwar Nur beserta istri (Nyai Hj. Malihah) berlokasi di Jl. KHM. Kholil Gg. IV No. 37, Kelurahan Demangan, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Propinsi Jawa Timur. Letak Pondok Pesantren berada tepat di jantung Kabupaten Bangkalan, jarak dari Pesantren ke Pendopo dan Alun-alun Bangkalan sekitar 2 km.

Pondok Pesantren Al Kholiliyah An Nuroniyah terletak di areal tanah seluas 1 hektar. Setelah KH.  Anwar Nur wafat Pondok Pesantren terbagi menjadi dua pola pengasuh/pimpinan, dengan pengasuh KH. Muhammad  Faisol Anwar yaitu Pondok Putra dan dengan pengasuh Nyai Hj. Maryam Anwar yaitu Pondok Putri. Masing-masing dihuni lebih dari 200 santri.

  Pondok Pesantren Al Kholiliyah An Nuroniyah merupakan lembaga pendidikan Islam yang dengan segala kelebihan dan kekurangannya selalu mengupayakan agar para santrinya mampu berakhlaqul karimah dan mendapat ilmu yang bermanfa’at.



 

                                                               Wallohu A'lam Bissowab

والله أعلمُ بالـصـواب 
“Dan Allah Mahatahu yang benar atau yang sebenarnya”. 

Sumber : https://subaidiali.blogspot.com/2021/07/pp-al-kholiliyah-nuroniyah.html 
& https://annuroniyahwebsite.wordpress.com

   

     


Script

0 comments:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Komentar yang sekaligus sebagai Informasi dan Diskusi Kita , Bila Belum ada Jawaban Akan secepatnya ditindaklanjuti