Dua Imperium Raksasa Yang Saling Menjatuhkan
Alif laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi. Di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. Dalam beberapa tahun lagi bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang) dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman. (QS. Ar Rum 1-4)
Kemenangan Persia atas Romawi
Sejarah mengatakan bahwa kerajaan Romawi didirikan oleh anak keturunan Rumi bin Yunan bin ‘Aljan bin Yafits. Ada yang mencatat bahwa mereka adalah anak turun Yafan bin Yafits. Pendapat yang lain mengatakan mereka adalah keturunan Ru’uwail bin ‘Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Imam Al-Jauhari berkata: “Mereka adalah anak turun Rum bin ‘Ish. Mereka adalah pengikut ajaran Nasrani yang mempunyai kitab suci, sedangkan Kerajaan Persia adalah pengikut ajaran Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). Kedua imperium ini selalu bersaing dalam kekuasan dan saling memerangi.
Sejarah mengatakan bahwa kerajaan Romawi didirikan oleh anak keturunan Rumi bin Yunan bin ‘Aljan bin Yafits. Ada yang mencatat bahwa mereka adalah anak turun Yafan bin Yafits. Pendapat yang lain mengatakan mereka adalah keturunan Ru’uwail bin ‘Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Imam Al-Jauhari berkata: “Mereka adalah anak turun Rum bin ‘Ish. Mereka adalah pengikut ajaran Nasrani yang mempunyai kitab suci, sedangkan Kerajaan Persia adalah pengikut ajaran Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). Kedua imperium ini selalu bersaing dalam kekuasan dan saling memerangi.
Peristiwa ini dimulai ketika Kisra Sabur, Raja Persia mengirimkan pasukan dibawah kendali Syahrazan untuk memerangi pasukan yang dikirim oleh Kaisar Herkules (Raja Romawi) atas perebutan tanah Syam dan sekitarnya. Pertempuran itu sendiri berada di antara Kota Adzriat dan Bushro, ada yang mengatakan di antara Ardan dan Palestina. Setelah melewati beberapa waktu, pertempuran pun dimenangkan oleh pihak Persia. Kabar kemenangan bangsa Persia ini disambut suka cita oleh kaum musyrik Makkah. Di satu sisi, kaum muslimin harus berduka cita dengan kabar itu.
Pertaruhan atas kabar Nabi
Setelah terjadinya peristiwa ini, diberitakan kepada Abu Bakar Ash Shiddiq tentang pernyataan kaum Musyrik Quraisy. Lalu Abu Bakar menghadap orang Kafir Quraisy setelah sebelumnya mendapatkan kabar gembira dari Nabi Saw (lewat surat ar-Rum di atas) tentang kemenangan tentara Romawi atas Persia di kemudian hari. Abu Bakar berkata : Apakah kalian semua bahagia dengan kemenangan saudara musyrik kalian atas saudara kami? Janganlah kalian berbahagia-semoga Allah tidak menyambung mata kalian- demi Allah…!!! Bangsa Romawi akan mengalahkan Bangsa Persia. Rasulullah Saw sendiri yang telah mengabarkannya kepada kami akan kemenangan tersebut.”
Lalu Ubay bin Kholaf berdiri dan berkata: Kamu pembohong. Abu Bakar berkata : Kamulah orang yang paling pembohong wahai musuh Allah. Ubay bin Kholaf berkata: Aku bertaruh denganmu untuk membawa sepuluh unta muda dariku dan sepuluh unta muda darimu. Kalau Romawi menang atas Persi, maka aku akan membayarnya. Dan kalau Persia menang atas Romawi maka kamu harus membayarnya. Taruhan ini akan berlangsung dalam jangka waktu tiga tahun. Abu Bakar pergi menghadap Nabi Saw., menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dengan Ubay bin Kholaf. Nabi Saw. lalu bersabda : Memang seperti demikianlah yang aku katakan, al-Bid’u adalah tenggang waktu antara tiga sampai sembilan tahun, oleh karena itu berikan dia tambahan unta taruhan dan tenggang waktu pembayaran. Kemudian Abu Bakar keluar dan bertemu dengan Ubay, lalu berkata padanya : Mungkin saja kamu akan menyesal. Ia berkata: Sama sekali tidak. Abu Bakar berkata : aku akan menambahkan taruhan menjadi seratus unta sampai tenggang waktu Sembilan tahun. Ubay bin Kholaf berkata : Baiklah. (sebagai catatan: kisah keduanya ini terjadi sebelum diharamkannya taruhan dalam Islam).
Setelah terjadinya peristiwa ini, diberitakan kepada Abu Bakar Ash Shiddiq tentang pernyataan kaum Musyrik Quraisy. Lalu Abu Bakar menghadap orang Kafir Quraisy setelah sebelumnya mendapatkan kabar gembira dari Nabi Saw (lewat surat ar-Rum di atas) tentang kemenangan tentara Romawi atas Persia di kemudian hari. Abu Bakar berkata : Apakah kalian semua bahagia dengan kemenangan saudara musyrik kalian atas saudara kami? Janganlah kalian berbahagia-semoga Allah tidak menyambung mata kalian- demi Allah…!!! Bangsa Romawi akan mengalahkan Bangsa Persia. Rasulullah Saw sendiri yang telah mengabarkannya kepada kami akan kemenangan tersebut.”
Lalu Ubay bin Kholaf berdiri dan berkata: Kamu pembohong. Abu Bakar berkata : Kamulah orang yang paling pembohong wahai musuh Allah. Ubay bin Kholaf berkata: Aku bertaruh denganmu untuk membawa sepuluh unta muda dariku dan sepuluh unta muda darimu. Kalau Romawi menang atas Persi, maka aku akan membayarnya. Dan kalau Persia menang atas Romawi maka kamu harus membayarnya. Taruhan ini akan berlangsung dalam jangka waktu tiga tahun. Abu Bakar pergi menghadap Nabi Saw., menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dengan Ubay bin Kholaf. Nabi Saw. lalu bersabda : Memang seperti demikianlah yang aku katakan, al-Bid’u adalah tenggang waktu antara tiga sampai sembilan tahun, oleh karena itu berikan dia tambahan unta taruhan dan tenggang waktu pembayaran. Kemudian Abu Bakar keluar dan bertemu dengan Ubay, lalu berkata padanya : Mungkin saja kamu akan menyesal. Ia berkata: Sama sekali tidak. Abu Bakar berkata : aku akan menambahkan taruhan menjadi seratus unta sampai tenggang waktu Sembilan tahun. Ubay bin Kholaf berkata : Baiklah. (sebagai catatan: kisah keduanya ini terjadi sebelum diharamkannya taruhan dalam Islam).
Benar akhirnya kabar gembira tentang kemenangan Romawi sampai kepada Nabi Saw bertepatan saat Perang Hudaibiyyah, setelah kekalahan Bangsa Romawi dari Bangsa Persia pada tahun 615 M. Kemenangan ini didapatkan berselang kurang lebih tujuh tahun setelahnya, yaitu pada tahun 622 M. Bangsa Romawi memenangkan pertempuran mengalahkan pasukan Persia, sebagaimana yang dikabarkan oleh Allah Swt lewat Alquran.
Berawal dari rasa saling hasut
Ketika Persia mengalahkan Romawi, Farakhan menduduki kota Yasyrib. Ia berkata kepada teman-temannya “Aku melihat diriku sendiri seakan-akan duduk di kursi singgasana Kisra”. Perkataan ini terdengar oleh Kisra, lalu ia mengirimkan surat kepada Syahrazan.
“Ketika suratku ini sampai padamu kirimkan kepadaku kepala Farakhan”, tulis Kisra dalam suratnya.
“Wahai Raja, sesungguhnya Engkau tidak akan menemukan orang seperti Farakhan, dia memiliki taktik dan kekuatan untuk melawan musuh”. Tutur Syahrazan dalam surat balasannya
Kisra pun kembali membalas: “Sesungguhnya dalam pemuda Persia akan ada orang yang menggantikannya, oleh karena secepatnya kirimkan kepadaku kepada Farakhan”.
Ketika Persia mengalahkan Romawi, Farakhan menduduki kota Yasyrib. Ia berkata kepada teman-temannya “Aku melihat diriku sendiri seakan-akan duduk di kursi singgasana Kisra”. Perkataan ini terdengar oleh Kisra, lalu ia mengirimkan surat kepada Syahrazan.
“Ketika suratku ini sampai padamu kirimkan kepadaku kepala Farakhan”, tulis Kisra dalam suratnya.
“Wahai Raja, sesungguhnya Engkau tidak akan menemukan orang seperti Farakhan, dia memiliki taktik dan kekuatan untuk melawan musuh”. Tutur Syahrazan dalam surat balasannya
Kisra pun kembali membalas: “Sesungguhnya dalam pemuda Persia akan ada orang yang menggantikannya, oleh karena secepatnya kirimkan kepadaku kepada Farakhan”.
Syahrazan pun kembali membalas surat Raja yang menjadikannya murka sehingga mencopot Syahrazan dan menganggat Farakhan sebagai ganti dan menghasutnya agar membunuhnya. Eksekusipun tidak jadi setelah Farakhan mengetahui bahwa Kisra menghasut mereka agar saling membunuh saudaranya sendiri. Syahrazan kemudian mengirimkan surat, memberitahukan kepada Kaisar Romawi untuk bertemu. Pertemuan pun diadakan di sebuah perkemahan yang sengaja disiapkan untuk Kaisar Romawi dan Syahrazan.
Dalam pertemuan itu, Syahrazan mengungkapkan bahwa: “Sesungguhnya kelompok yang melawan pasukanmu adalah aku dan saudaraku, sebab taktik dan keberanian kami, dan sekarang Kisra telah menghasudku untuk membunuh saudaraku, aku pun menolak, lalu ia memerintahkan saudarku untuk membunuhku, lalu kami berdua sepakat untuk menjatukannya”. Akhirnya terjadi kesepakan kerja sama untuk melawan Kisra, dan benar Kisra pun berhasil dikalahkan atas pertolongan Allah Swt kepada para ahli kitab.
Walhasil, semoga ayat di atas semakin menambah keyakinan kita. Uraian al-Quran atas kemenangan bangsa Romawi ini sangat mengesankan. Mengingat, ketika itu, Romawi mengalami kekalahan hebat atas Persia sehingga sangat mustahil bisa mempertahankan atau merebut kembali wilayah yang mereka kuasai. Namun, Allah Mahakuasa. Melalui surah ar-Ruum [30], Allah mengumumkan bahwa Romawi akan mendapatkan kemenangan dalam beberapa tahun lagi. Toh, kekuasaan itu tidaklah abadi, suatu saat bisa saja jatuh dan berpindah tangan. Hanya kekuasaan Allah yang kekal. Wallahu a’lam bi as shawab.
Ah. Farihin
(Referensi: Tafsir Ibnu Katsir, Al-Alusi, At-Thabari dan Bahr al-Mukhith)
Script
(Referensi: Tafsir Ibnu Katsir, Al-Alusi, At-Thabari dan Bahr al-Mukhith)
0 comments:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentar yang sekaligus sebagai Informasi dan Diskusi Kita , Bila Belum ada Jawaban Akan secepatnya ditindaklanjuti